Sekarang ini lagi marak-maraknya kasus korupsi hipnotis.
Hal itu juga yang membuat orangtuaku agak khawatir denganku yang hidup di kota orang.
Jadi begini ceritanya. Kemarin sore, saat aku sedang berjalan menuju kos-kosan, ada seorang mbak-mbak yang mengendarai motor mio menghampiriku. Dia bertanya padaku tentang kos-kosan yang berada di daerah sekitar Dinoyo, daerah kos-kosanku juga.
Ya langsung saja ku beri tahu kos-kosan yang ku kira masih kosong. Lalu,si mbak berbaik hati ingin mengantarkanku sampai di depan gang kosanku. Yah, karena ku pikir, daripada jalan kaki capek, dan juga jaraknya yang masih tigaperempat perjalanan, aku sih mau-mau aja. Rejeki jangan ditolak, pikirku.Alhamdulillah yah, aku pun diantar sampai depan kosan. Terus aku berkenalan dengan mbak itu, dan kami bertukeran nomor HP. Katanya sih mau nanya-nanya tentang kosan.
Sesampainya aku di kosan, aku telepon-teleponan dengan orang tuaku. Ya langsung saja aku cerita yang aku diantar sama mbak-mbak itu.
Hari pun berganti, tadi pagi Ummi ku mengirim SMS. Kira-kira isinya seperti ini:
“ Syifa. Hati-hati. Jangan mau dibonceng sama orang yang baru dikenal. Nanti kalau kamu dihipnotis gimana? Terus nanti Laptop, Dompet, dan HP-nya diambil. “
Pokoknya intinya seperti itu.
Bener deh, aku nggak kepikiran tentang bakal dihipnotis atau diculik, ya aku sih positive thinking saja sama kebaikan mbak itu. Nggak ada maksud lain. Lagian mbak kemarin itu berjilbab kok… Masa iya dia mau berbuat jahat?
Sore berganti malam, malam berganti pagi. Tadi pagi, sebelum aku berangkat kuliah, Ummi ku telepon.
Katanya di Daerah Mataram, NTB, ada seorang mahasiswi yang tewas ditikam setelah dia keluar dari ATM. Dan uangnya langsung direbut. Setelah itu Ummiku menasehati agar aku berhati-hati saat mengambil uang di ATM. Jangan ke ATM malam-malam, terus jangan sendirian pas ngambil uang. Terus juga kalau beli makan pas malam-malam jangan sendirian. Pokoknya intinya jangan sendirian.
Berulang kali aku menjawab, “Iya…Iya…”
Orang tua seperti itu kan tanda perhatian mereka. Ya kan?
Hmmm… Jadi ingat. Beberapa minggu yang lalu ada nomor yang tidak dikenal menghubungi ku. Karena saat itu aku sedang berkuliah, aku tidak mengangkat teleponnya. Dan juga ada beberapa SMS dari nomor itu. Setelah kuliah selesai, aku membuka SMS.
O=Orang itu
A=Aku
O: Selamat pagi, apa benar ini nomor Syifaurrahmah yg pernah ikut Program Penulis Muda dari UNICEF?
-belum ku balas karena lagi kuliah-O: Kalau benar ini Syifaurrahmah, saya F****, dari POLLING CENTER JAKARTA, kami lembaga riset yang ditugasi KPPA dan UNICEF untuk mereview program ini, untuk itu saya butuh sedikit ngobrol sama Syifa, bisa tidak?A: Iya benar, ini Syifa. Lomba yang mana ya mbak? Yang tentang lingkungan hidup itu?
-aku sambil lupa-lupa inget, soalnya ini lomba udah lumayan lama. Dari aku kelas dua SMA kalau nggak salah-Nah, yang jadi pertanyaan adalah, lomba itu sudah lama banget ku ikuti, masa iya, baru sekarang mau diwawancara. Terus, mbaknya itu juga sms. Pake singakatan-singakatan lagi. Dan lagi, masa iya wawancaranya dilakukan di tempat orang yang akan diwawancara?
O: Iya betul Mbak, jadi gini rencananya awal bulan Oktober kita mau mengadakan wawancara kepada para peserta. kira" bisa ngga mbak?
A: Awal Oktober? Tanggal berapa dan dimana?
O: Awal Oktober hanya tanggalnya kita masih tunggu keputusan UNICEF, di rumah mbak, maka dari itu sy mau mau make sure apakah alamat anda masih sama seperti yg tercantum d data dulu? di sini tertulis Lingkungan Sawete Barat Bali 1 Dompu.
A: Memang benar itu alamat saya, tapi sekarang saya sudah kuliah di luar kota. Di Malang.
O: Oh begitu, ga apa" mbal, kebetulan memang ada yang perlu kita wawancarai juga d malang. Boleh saya minta alamatnya?
A: -dengan lugunya aku memberi alamat kos-kosanku- Tapi ini kos-kosan mbak.
O: Nggak apa" mbak, kalau alamat e-mail boleh saya minta?
A: -Ngasih alamat e-mailku-
O: Terima kasih atas kerjasamanya mbak
Tetapi semua itu baru ku sadari setelah aku mengirimkan alamatku.
Gimana nih?
Takut ada apa-apa. Seperti yang kasus Hipnotis itu. Takutnya pas orangnya datang, barang-barangku diambil.
Jadinya, tadi saat menuju ke kampus, aku bilang ke temanku yang kosannya di depan kos ku.
A=Aku
D=Temanku
A: Nanti kalau orang itu beneran datang, aku nitip laptopku di kosmu ya. Soalnya, takutnya kalau aku sembunyikan di kos, nanti orang itu nyuruh ngasih tau tempat sembunyiinnya lagi.
D: Terus, kalau dia nanya pin ATM mu?
A: Ya berarti nanti aku juga nitip dompetku di kamu. Pokonya nanti kalau akau minta dompet atau laptopku pas ada orang itu, jangan dikasih ya. Meskipun aku maksa, jangan dikasih. Terus, jangan biarkan aku pergi sendiri dengan orang itu. Takut diculik.
Nah loh, hebat kan ya? Belum diapa-apain, tapi sudah mengantisipasi duluan. Nggak apa-apa donk. Sedia payung sebelum hujan.
Kejahatan ada di sekiling kita, jadi waspadalah! Waspadalah!
(menurut kalian gimana? Apa itu termasuk penipuan juga? Help me... Aku bingung!!!)
...menurut sy, klo sesuatu yg shrsnya formal, tp dilakukan tidak formal, ya boleh dicurigai. masa setingkat UNICEF koq cuma pakai sms, aksen-gaul lagi...hehe..
BalasHapus@ki Demang Sela Telu: Iya... terus, ntar aku gimana ya pas orangnya datang?
BalasHapusmb syifa ni pke blockquote >:(
BalasHapus@upi: kaim si :p
BalasHapusSaran saya ya, sebaiknya ke ATM yang gabung dengan kantor cabang bank. Jangan ke ATM yang posisinya terasing seperti di depan supermarket atau ruko. Kalo di KCP (kantor cabang pembantu) relatif aman, kan ada satpam.
BalasHapusmaaf baru berkunjung lagi, lagi coba blog baru
BalasHapus@Asop: Iya sih,,, rapi kayaknya pada nyari yg dekat.. hehe
BalasHapus@yoetama: blog tumblr ya? :)
yang tumblr masih belajar pake nya,,
BalasHapus