Selasa, 28 Mei 2013

Why I Choose Psychology


Jujur saja, sejak kecil aku tidak pernah mempunyai cita-cita menjadi Psikolog. Ilmu Psikologi itu seperti apa, aku juga tidak tahu. Maklum saja aku tinggal di kabupaten di Luar Pulau Jawa. Yang mana profesi psikolog ini sangat jarang, sehingga jika aku mengambil jurusan ini, aku khawatir tidak dapat bekerja di daerahku karena tidak tersedianya lapangan kerja yang berhubungan dengan jurusan ini. Aku ingat, dulu saat jaman-jamannya mendaftar di perguruan tinggi, ada salah seorang temanku yang diterima di Psikologi. Tetapi karena aku dan beberapa teman lainnya berkata padanya  bahwa lapangan pekerjaannya sulit di daerahku, dia pun mengikutinya, dan kemudian mengambil jurusan lain.

Tidak ku sangka, dulu aku menyarankan temanku untuk tidak memilih jurusan Psikologi, tetapi malah aku sendiri sekarang berkuliah di jurusan psikologi. Dan tidak terasa, semester 6 akan berakhir. Waktu berjalan sangat cepat.

Awal masuk jurusan Psikologi, bisa dibilang ‘nyasar’. Karena tidak lulus di jurusan yang ku cita-citakan sejak kecil, aku pun mencari jurusan lain. Entah kenapa, aku tidak begitu menginginkan berkuliah di jurusan yang berhubungan dengan keguruan. Sejak kecil aku tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia, dan ingin masuk di jurusan bahasa Indonesia saja, pikirku, tetapi orang tuaku tidak mengijinkan, katanya jika lulus akan menjadi guru. Ya bukan berarti jadi guru itu tidak bagus, dan tidak selamanya kuliah di jurusan bahasa indonesia itu berprofesi sebagai guru saja, masih banyak pekerjaan lainnya. Tetapi sebagai anak yang berbakti, aku mengikuti kata-kata orang tuaku. Lalu, karena sejak SD aku suka berkutat di depan komputer dan laptop, sempat terpikir juga untuk mengambil jurusan Teknik Komputer atau Sistem Informasi, sepertinya seru jika bisa membuat program. Lagi-lagi, orangtuaku tidak menyetujuinya. Katanya, kalau mau pintar komputer, tinggal kursus saja. Orangtuaku pernah menyarankan padaku untuk memilih Teknik Sipil, dengan tegas dan cepat, aku langsung menolaknya. Tidak terbayangkan, perempuan berjilbab dan rok-an sepertiku bekerja di bidang seperti itu. Bukan berarti tidak boleh, tetapi aku tidak ingin saja.


Dan kemudian, tiba-tiba terlintas, Psikologi. Aku mencari tahu apa itu Psikologi. Sepertinya menarik. Saat memilih jurusan ini, aku sama sekali tidak punya bayangan, jenis pekerjaan seperti apa yang nantinya akan kulakukan dengan gelar S. Psi tersebut. 

Saat pertama kali kuliah, dosen-dosen biasanya bertanya, apa yang membuat kami memilih jurusan Psikologi. Kebanyakan dari teman-temanku memilih jurusan ini karena mereka mempunyai cita-cita menjadi psikolog. Sementara aku, setiap ditanya hal seperti itu, aku selalu deg-degan, aku tidak tahu apa yang harus ku jawab. Karena ilmu Psikologi itu sendiri merupakan hal yang baru bagiku. Biasanya sih, dengan polos aku menjawab, ingin membantu menyelesaikan masalah orang lain. Seperti yang dikatakan beberapa temanku lainnya. Daripada aku mengatakan karena merupakan cita-citaku, lebih baik menggunakan alasan itu saja.

Ngomong-ngomong mengenai masalah, sebenarnya jika dilihat orang yang masuk di jurusan Psikologi itu sebenarnya orang yang mempunyai masalah juga. Mereka berharap, dengan masuk ke jurusan Psikologi, dapat membantu menyelesaikan masalah mereka. Alasanku pun kurang lebih sama. :D

Apalagi setelah menjalani perkuliahan. Ku rasa ilmu ini menarik. Apalagi saat kita bisa mengetahui kepribadian orang lain dan juga segala hal yang berkaitan dengan perilaku dan proses mental manusia. Bagiku, yang paling seru adalah mata kuliah yang membahas tentang alat tes, karena dibandingkan teori aku lebih suka praktek. Dengan alat tes, kita dapat mengungkap hal sesuai dengan tujuan alat tes tersebut. Tetapi untuk mengetes ini tidak boleh sembarang orang. Sarjana S1 Psikologi saja belum boleh untuk mengetes orang. Seperti yang terdapat dalam Kode Etik Psikologi, yang boleh melakukan tes adalah seorang Psikolog, yang mana sekarang ini harus menempuh Magister Psikologi Profesi untuk dapat meraih gelar M. Psi, Psikolog. Mudah-mudahan aku dapat mewujudkannya. Aamiin...

Menjadi mahasiswa Psikologi ada untungnya. Karena ilmu Psikologi ini aplikatif, sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Juga dipercaya teman menjadi tempat berbagi cerita.

Dan ada juga hal  yang membuat berat menyandang gelar mahasiswa Psikologi. Karena, mahasiswa Psikologi dianggap tahu SEGALA hal. Dan juga dituntut untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Well, mahasiswa Psikologi juga manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah. 

Saat berkenalan dengan orang baru, dan mengetahui bahwa orang yang di depannya adalah mahasiswa Psikologi, biasannya banyak yang berkomentar, “Aduh... Bahaya nih... “, banyak yang menghindari, karena takut sifat dan kepribadian mereka ‘dibaca’.

Yang lucu adalah ketika teman-temanku minta dibacakan seperti apa kepribadian mereka. Aku hanya bisa tertawa, sebelum masuk jurusan Psikologi, aku kan sudah mengenal mereka, jadi seperti apa sifat mereka aku sudah mengetahuinya.

Tidak sedikit juga orang yang salah mempersepsikan tentang psikologi itu sendiri. Seperti, “Baca auraku dong...”, atau “ramal aku dong...”. 

Mengenai lapangan pekerjaan, psikologi itu tidak selalu berhubungan dengan hal-hal seputar sakit jiwa saja. Hampir bahkan di semua bidang membutuhkan psikologi di dalamnya. Di mana ada manusia, maka di situ psikologi dibutuhkan. Di lingkungan klinis, pendidikan, industri, sosial, dan lainnya, membutuhkan psikologi.  Tinggal memilih saja, ingin bekerja di bidang apa. 

Kalau aku... Di bidang...
RA-HA-SIA...!!! Hehehe...

4 komentar:

  1. Good day! I simply want to give an enormous thumbs up
    for the great information you could have here on this post.
    I will probably be coming back to your weblog for more
    soon.

    Feel free to visit my webpage - semi automatic hunting rifles 308

    BalasHapus
  2. Hiya! I just want to give a huge thumbs up for the nice info you
    could have here on this post. I can be coming back to your weblog for more soon.


    Feel free to visit my blog post: semolina recipes breakfast

    BalasHapus
  3. Howdy! I just would like to give an enormous thumbs up for the nice information
    you could have right here on this post. I can be coming again to your weblog for extra soon.


    Here is my blog post; google c chrome

    BalasHapus
  4. Do you realize there is a 12 word phrase you can speak to your man... that will trigger intense emotions of love and impulsive attractiveness for you deep inside his chest?

    Because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, worship and care for you with his entire heart...

    12 Words Will Trigger A Man's Love Response

    This instinct is so built-in to a man's brain that it will make him try harder than before to build your relationship stronger.

    Matter-of-fact, triggering this mighty instinct is so mandatory to achieving the best possible relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...

    ...You will instantly find him open his soul and mind to you in a way he haven't experienced before and he will identify you as the only woman in the galaxy who has ever truly tempted him.

    BalasHapus

bagi2 komentnya ya... ^_^