Minggu, 26 Juni 2011

Begadang Massal

oleh Syifaurrahmah Izzati pada 22 Juni 2011 jam 7:53

22juni2011

Begadang massal? Berapa banyak orang tu? Hmm, ok. Mungkin aku terlalu ‘lebay’ dalam memberi judul. Sebenarnya sih yang begadang adalah aku, dan dua temanku. Kia dan denis.

Keesokan harinya ada tugas yang harus dikumpulkan, yaitu tugas mereview sebuah jurnal tentang remaja dan memberikan komentar.

Sore harinya, akhirnya kia memutuskan nginap di kos ku, karena dia belum selesai mengerjakan tugas. Belum “dieedit”. Begitu pula dengan aku dan denis.

Saat awal-awal mengerjakan tugas, aku bingung. Bagaimana menuliskan kata-kata yang tepat untuk komentarnya. Akhirnya ku berikan pada denis dulu laptopnya agar dia mengerjakan dahulu. Tetapi sama. Nihil. Kami tidak tahu harus mulai darimana.



“ Kruyuk.... “ tiba-tiba terdengar suara perut denis berbunyi. “ aku lapaaaar “, katanya. Memang, saat itu kami bertiga belum makan malam.

“ Ayo makan dulu, kalo lapar, aku gak bisa mikir “ kataku. Dua teman ku langsung mengangguk.

Akhirnya, kami bertiga memutuskan untuk makan di dekat kos ku dan meninggalkan tugasnya untuk sejenak.

Setelah makan dan perut sudah kenyang, kami kembali ke kos lagi. Melanjutkan tugas yang tadi sempat tertunda. Waktu sudah menunjukkan hampir jam 8 malam. Dan kami masih belum selesai mengerjakan tugasnya. Dan kami pun sudah patah semangat kalau tugasnya tidak akan selesai malam ini.

“ Aduh... Nggak bakal selesai malam ini... Minta diundur aja yuk waktu pengumpulan tugasnya. “ kata temanku dengan nada yang pasrah.

“ Wah... Nggak bisa lah... Ini kan tugasnya sudah dari dua minggu yang lalu. “ kataku.

Ya sih, memang kita salah. Tugas sudah dari dua minggu yang lalu baru dikerjakan semalam sebelum dikumpulkan. Ckckckckcckckk. *don’t try this at home. Malasnya, maksudnya :D*

Akhirnya, kami bertiga membuat sebuahh keputusan yang nantinya akan menggemparkan dunia. *halah, lebay lagi... :D

Dan kami memutuskan, malam itu, kami akan BEGADANG.

“ Rek. Gimana kalau malam ini kita begadang aja? Kalau mau ngundurin lagi nggak mungkin. “ usulku. Kia langsung setuju. Tapi, si Denis tidak langsung mengiyakan. Selama beberapa hari ini ada teman denis yang menginap, dan biasanya dia datang jam 9. Kalau denis menginap di kos ku, terus temannya dikemanain?

“ ya udah, nis. Kamu yang pertama ngerjain tugasnya. Ntar jam 9 kamu pulang. “

Tetapi sebenarnya denis juga mau ikut begadang dan menginap di kos ku. Tapi tidak mungkin membiarkan temannya tidur sendiri sedangkan dia menginap di tempat lain. Bahkan awalnya dia ingin membawa temannya juga untuk menginap di kos ku. Sebuah SMS masuk di HP denis. Dari temannya. Ternyata temannya malam ini tidak menginap di tempat denis. Dan tentu saja, Denis pun ikut dalam acara begadang massal ini.

“ Rek, supaya nggak ngantuk, gimana kalau kita minum kopi? Aku punya kopi. Tapi Cuma satu bungkus .“

“ Nggak apa-apa. Kopinya bagi tiga aja. Kan kalau kamu sendiri yang minum bisa sampai jam 3 meleknya. Nah, kalau kopinya dibagi tiga kan, paling kita meleknya sampai jam 11-an. Supaya nggak tidur terlalu malam juga. Kan besok kita kuliah pagi. “ kata denis.

“ Iya, Syif. Gitu aja. “ kia menyetujui apa yang denis katakan.

Entah, itu adalah kesimpulan yang tepat atau memang karena sudah tidak ada lagi kopi. Karena sudah malam, kami jadi malas keluar. Kami pun memberi batasan untuk mengerjakan tugas. Masing-masing 1 jam. Supaya tahu jika waktu sudah 1 jam berlalu, aku menggunakan alarm yang ada di HP ku. Giliran pertama yang mengerjakan adalah denis, yang kedua adalah kia, dan aku yang terakhir.

Aku memasak air menggunakan hitter. Setelah air nya mendidih, aku pun menuangkan kopi ke gelas. Ini kopi bukan sembarang kopi. Tapiiii.... Cappucino!!! Hehehe. Akhir-akhir ini aku suka minum cappucino. Tetapi tidak sering-sering. Hanya sekali-sekali saja. Ternyata cappucino itu enak. Padahal dulu aku anti minum kopi.



Setelah aku menuangkan air panasnya, aku mengaduk-aduknya. Di atas gelas terdapat buih-biuh berwarna krem. Sesendok cappucino masuk ke tenggorokanku. Hmmmmm.. Amashitaaaa....

Aku dan kia bergantian meminum capppucino. Habisnya, denis ditawarin malah diam aja. Tetapi, kita baik kok... Cappucinonya nggak dihabisin semua. Kita menyisakan sepertiga bagian untuk denis. *ya sama aja, dul. Masa di kasih sisa? #salah sendiri :P

Alarm berbunyi. Berarti sekarang sudah menujukkan pukul 9 malam. Dan itu berarti giliran denis untuk mengerjakan tugas telah selesai. Setelah itu dilanjutkan dengan kia, lalu giliranku.

Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Akhirnya aku selesai mengerjakan tugasnya. Aku lasngsung menuju tempat tidur dan meraih buku Melukis Pelangi, catatan hati Oki Setiana Dewi yang kupinjam dari kaka temanku. Sementara itu, Denis dan kia rebutan mau facebook-an... Dan terjadi pertarungan sengit diantara mereka dan yang memenagkan pertarungan itu adalah saudara nur zakiyah. Eleh.. Eleh... *geleng-geleng kepala.

Kia sibuk facebook-an, denis yang tadinya tidak ada kerjaan akhirnya memasang headphone do laptop, soalnya dia mau dengerin musiknya sendiri. Lagipula, sudah tengah malam, takut kedengaran diluar. Soalnya kamarku berada di paling depan.

Lagi asyik-asyiknya membaca, tiba aku terusik dengan tingkah laku seseorang gak jelas banget. Si denis, lipsync lagu vierra sambil niruin gayanya widi vierra. Terus dia noleh ke belakang, merasa kalau ada yang sedang memperhatikan dia.

“ Syifa... Jangan lihaaaat... Biarkan aku berekspresi. “ kata denis dengan cara ngomongnya yang bernada.

Akhirnya aku pura-pura melanjutkan lagi buku yang aku baca. Tetapi aku nggak kuat nahan ketawa. Si Denis lucu banget. Sampai gelas pun dijadikan mik sama dia. Aku nggak bisa berhenti ketawa. Aku sampai guling-guling di atas tempat tidur. Seandainya bisa ku rekam gayanya. Tapi setiap aku memegang HP, dia curiga aku akan merekamnya. Ya nggak jadi dehhhh..

Kia masih aja facebookan, seolah tidak terjadi apa-apa disekitarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 1. Padahal esoknya kami ada kuliah jam setengah delapan. Akupun memutuskan untuk tidur. Tapi nggak bisa, kedengar suara denis yang lagi nyanyi. Karena berkali-kali tuh anak ku suruh diem dan ku lempar bantal, tapi masih tetap lanjut sama kegiatan gejenya tadi, aku pun akhirnya langsung bangun, dan meraih sebuah lakban cokelat. Aku mau menutup mulut denis. Tetapi sebelum itu terjadi *dan tentunya tidak akan benaran ku lakukan*, kami pun bernegosiasi dulu.

“ Aku loh nggak berisik... Aku kan lipsync. Nggak pake suara. “

“ Iya. Tapi tetap kedengar denis. Aku nggak bisa tidur. “ kataku.

“ iya. Iya. Aku nggak berisik kok. “ Dan dia pun melanjutkan kembali aktivitasnya.

Lama kelamaan aku mengantuk juga. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur duluan. Nggak tahu deh tadi malam denis sama kia tidur jam berapa. Sekitar jam 5 mereka bangun, shalat subuh, habis itu, tidur lagi. Dan, saat aku mengetik cerita ini pun, mereka belum juga bangun.

Sebuah SMS masuk ke HP ku. Teman ku tanya aku ada dimana. Glek, ternyata sudah jam setengah 8. Kuliah!!!

Hoi... teman-teman!!! Banguuuun.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi2 komentnya ya... ^_^