Rabu, 14 Maret 2012

Berat Badan Dambaan


Berat badan ideal tentunya menjadi idaman semua orang. Tetapi kaum hawa sepertinya terlihat memperhatikan masalah berat badan, terutama perempuan muda. Kenapa? Ada yang untuk menarik perhatian lawan jenis, ada yang ingin mendapat pengakuan, dan tentu saja, karena di Negara kita, Indonesia, stereotip yang ada dalam masyarakat, perempuan cantik itu adalah perempuan yang mempunyai berat badan ideal. Iya nggak? Tidak seperti di sebuah Negara di Afrika, lupa namanya, di sana, perempuan cantik itu justru perempuan yang mempunyai tubuh yang besar, alias, gemuk.
Kita abaikan sejenak mengenai Big is Beautiful.
Kan sekarang yang akan kita bahas mengenai tubuh ideal. Hehehe

Sebelumnya, kenapa aku tumben banget posting hal-hal yang berbau diet seperti ini? Ehem, sebenarnya, hal ini bermula dari perbincangan antara aku dan teman-temanku. Seorang temanku, sebut saja Bunga, sedang melakukan program diet. Baru kemarin dia memulai untuk diet. Hal yang dia lakukan adalah mencoba untuk tidak makan nasi.
Seharian kemarin dia tidak mengkonsumsi nasi loh. Mengkonsumsi roti tawar pada saat pagi dan malam, dan siangnya mengkonsumsi Mie ayam.
Gara-garanya itu, di UKM fotografi, ada juniorku yang lagi puasa nasi. Maksudnya adalah, dia tidak mengkonsumsi nasi. Udah sekitar tiga minggu dia melakukannya. Dan katanya, setelah tiga minggu, berat badannya pun turun, dari 47 kg, menjadi 43,5 kg. Lingkar perutnya pun berkurang.
Hal inilah yang membuat temanku, Bunga untuk mengikuti jejak si Junior ini. Karena dia mempunyai obsesi untuk mempunyai pinggang yang ramping, tidak seperti sekarang, agak buncit. #ups
Terus katanya, dia juga mau diet supaya pipinya tidak terlalu tembem, dan lingkar lengan dan kakinya berkurang. #ngarep

Untuk aku sendiri, tentunya juga menginginkan berat badan yang ideal. Hanya saja, jika harus berhenti makan nasi untuk sementara waktu, agak susah deh, soalnya aku punya penyakit mag, lagian aku kan orang Indonesia. Kalau belum masuk nasi, berarti belum makannya, meskipun jajan yang masuk sampai segentong. XD
Mulai hari ini sih, aku mencoba untuk tidak ngemil. Biasanya sore-sore aku ngemil. Tadi sore pun begitu, perutku sudah memberikan alarm. Karena biasanya jam segitu masuk makanan, jadinya dia nagih jatahnya dah nii. Tapi, aku mencoba untuk tidak menuruti hawa nafsuku untuk ngemil, meski si perut terus meraung-meraung.
Maaf ya perut… Belum waktumu untuk diisi.

Entah kenapa, semenjak kuliah, berat badanku naik.
Dulu, jamannya masih SMA, berat badanku 42 kg.
Itu aja udah Alhamdulillah banget. Soalnya pas SMP, berat badanku nggak pernah bisa melewati 40 kg. Berkisar di angka 38 dan 39.
Lulus SMA, aku memutuskan untuk kuliah di Malang. Malang merupakan kota yang mempunyai suhu udara yang cukup dingin. Kata orang, udara dingin bisa membuat kita sering makan. Entahlah, itu benar atau tidak. Tetapi yang pasti, berat badanku terus naik setelah aku di Malang. Tahun pertama kuliah, berat  badanku 44. Dan sekarang, terakhir kali aku menimbang berat badanku, 47 kg. Ah… Timbangannya rusak paling tuh! #ngeles

Oh… Tidaaaak… Kenapa berat badanku bisa meningkat begini yak?
Padahal, kalau dipikir secara logika, saat di rumah, kesejahteraan hidupku terjamin. Makan sudah tersedia tiga kali sehari, setelah itu juga jajan. Tapi kenapa saat kuliah jadi gemuk begini ya?
Padahal aku makannya dua kali sehari. Pertama, sekitar jam 10 pagi, merupakan makan pagi dan siang, lalu habis magribh. Cuma dua kok…
Tapi tungguuuu…
Mari kita analisa dulu.
Mmmm… Kalau dipikir-pikir, memang sih, Cuma makan dua kali. Tapi, karena aku tidak pernah masak, alias beli langsung jadi, tentu aku tidak bisa menentukan porsi makanku. Kalau beli nasi itu kan porsinya banyaak, jadi mau nggak mau harus kita habisin, daripada mubadzir. Sedangkan saat di rumah, meskipun aku makan tiga kali sehari, tetapi porsi makanku sedikit.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_mzVFZxtGklTX3rQqK17yqQs0dYxjL2v7PxH7X2_DVi0Q9vk2KQ0UEAY_wv-20Q7wO2KnXsWEkYAgBNzxXi9lCcpQsYkQG9m6LF_058w_Lp6AjBdu9vBlCgSIOfOXojDZbCDAeLyiXE17/s1600/berat+badan.jpg 
Sebenarnya sih, berat badanku masih normal loh. Aku menghitung menggunakan rumus BMI (Body Mass Index), kalo pengen tau rumusnya:

R= BB / (TB)² x 90%

Dengan: BB (berat badan) dalam kg, dan TB (tinggi badan) dalam m.

Patokan BMI :
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5 - 24 = normal
BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30 = obesitas

Tapi, alangkah baiknya lagi kalau aku lebih sedikit ramping, mmm.. Banyak juga nggak apa-apa sih. Lebih bagus malah. Hehehe… Soalnya, baju yang saat semester satu masih longgar, sekarang menjadi agak sesak.

KEMBALIKAN BERAT BADANKU YANG DULU!!! #gakjelas, nggak tau teriak ke siapa. (-_-“)

Oh ya, mengenai ungkapan-ungkapan yang mengatakan sarapan dan makan malam bagus untuk diet, Minum air putih dan air es akan membuat tubuh melar, dan Air jeruk nipis menurunkan berat badan, ternyata hal itu hanyalah MITOS sodara-sodara. Jadi, yang ada bukannya meraih berat badan ideal, tapi malah dapat penyakit. Untuk mengetahui penjelasannya lebih lengkap lagi, bisa dilihat di sini.
Tadinya mau share tips-tips gitu mengenai diet, dan bagaimana pola makan yang sehat, tetapi sepertinya sudah banyak ya artikel-artikel yang membahas tentang hal ini. Jadi, tinggal di search aja di mbah Google. Oke?

Sekarang, waktunya saya untuk mencari makan malam dulu. (pantesan gemuk, jam segini baru makan malam)

Sampai jumpa di postingan selanjutnya… :D

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi2 komentnya ya... ^_^